Minggu, 04 Desember 2011

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Peradaban Dunia

Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu individu kepada individu lain atau lebih. baik itu secara lisan maupun tulisan. Pernyataan tersebut sangat benar dan sudah menjadi aksioma. Satu orang pun tidak ada yang akan membantah dengan pernyataan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa, baik menggunakan bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa tubuh. Bahkan saat tidur pun terkadang kita tanpa sadar menggunakan bahasa.
Sebuah bangsa pasti memiliki bahasa, walaupun ada beberapa bangsa yang meminjam bahasa dari bangsa lain. Kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia sangat beruntung memiliki bahasa Indonesia, walaupun sebenarnya bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu Riau. Akan tetapi, sekarang bahasa Indonesia adalah bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu adalah bahasa Melayu, dua bahasa yang serumpun tapi tidak sama. Bahasa Indonesia berkembang dengan sendirnya sesuai dengan aturannya, dan bahasa Melayu berdiri sendiri menuju perkembangannya. Setujukah Anda bila bahasa Indonesia bukan bahasa Melayu?
Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia bukanlah bermaksud atau bersikap seperti “kacang yang lupa akan kulitnya”, melupakan bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia. Mungkin tanpa bahasa Melayu, bahasa Indonesia tidak akan pernah ada. Akan tetapi, kita ingin memposisikan bahasa Indonesia pada posisinya, seperti yang telah termaktub dalam Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda mengikrarkan tiga hal yang sakral dalam sejarah dan proses kemerdekaan Indonesia, satu diantaranya adalah “Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Menjunjung berarti menurut, menaati dan memuliakan (KBBI). Menjunjung tinggi bahasa Indoensia, berarti menaati dan memuliakan bahasa Indonesia sebagai bahasa peratuan dan nasional Indonesia. Demikianlah sumpah yang diikrarkan oleh pemuda-pemudi bangsa Indonesia pada tahun 1928. Bagaimana dengan pemuda-pemudi Indonesia sekarang??
Melihat kondisi pemakai bahasa Indonesia sekarang, sepertinya cape deh harus menggunakan bahasa Indonesia yang berkelit dan selalu berpedoman kepada yang baik dan benar.
Yang penting apa yang ingin kita sampaikan orang mengerti dan paham, mau pake bahasa campur aduk keksaya mau pake bahasa Indonesia campur bahasa Inggris kek,campur lagi dengan bahasa daerah kek, toh yang baca juga paham. Cape deh, please dong jangan diperbesar masalah-masalah kecil kayaki gini”.
Benar dan pantaskah bila kita sebagai pemilik bahasa Indonesia berasumsi demikian? Masyarakat Indonesia pada umumnya dwibahasawan. Akan tetapi, bukan berarti kita bisa seenaknya mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa lain tanpa mengindahkan aturan dan kaidah yang ada. Bersikap positiflah terhadap bahasa Indonesia, karena bahasa yang kita gunakan menunjukkan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia. Jepang dan Prancis adalah contoh negara yang sangat taat dan menghargai bahasanya sendiri.
Pernahkah kita berpikir bahasa Indonesia esok akan menjadi bahasa peradaban dunia?
Bukan hal yang mustahil bahasa Indonesia esok akan menjadi bahasa perdaban dunia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional. Dilihat dari struktur dan pembacaan bahasa Indonesia yang sangat sederhana, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak sulit untuk dipelajari. Suatu bukti yang meyakinkan bila esok bahasa Indonesia akan menjadi bahasa peradaban dunia, lebih dari 50 negara di Dunia telah mempelajari dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai satu diantara mata pelajaran di sekolah mereka. Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia harus banggga karena bahasa kita dipelajari bangsa lain. Mengapa kita harus belajar bahasa asing, bila bahasa kita kelak mampu menjadi bahasa Internasional dan bahasa peradaban dunia?
Jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada diri kita sebagai pemilik dan pengguna bahasa Indonesia. Kita harus konsisten dan bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebenarnya tidak sulit, yang membuat sulit karena kita telah terbiasa dengan kesalahan yang ada dan selalu cape’ untuk mempelajarinya dengan segala kerendahan hati. Kita selalu beranggapan, “untuk apa mempelajari bahasa Indonesia, bukankah kita orang Indonesia yang secara otomatis mengerti menggunakan bahasa Indonesia”. Bilamana pendapat ini terus berkembang, pupus sudah harapan kita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perdaban dunia.
Hidup bahasa Indonesia!

Minggu, 16 Oktober 2011

Bahasa Indonesia Masuk Kurikulum di Australia


Posted by Reyno On June - 13 - 2011
DUNIA pendidikan di Australia kian serius menjadikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari kurikulum mereka. Buktinya, Bahasa Indonesia termasuk salah satu mata pelajaran bahasa asing yang ditawarkan di sekolah-sekolah Negeri Kanguru itu.

Fakta ini diungkapkan Peter Mackey, pejabat pendidikan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta. “Di sekolah-sekolah Australia, selain mengajarkan bahasa Eropa, kami juga mengajarkan bahasa Asia. Bahasa Indonesia, sebagai salah satu bahasa Asia, turut diajarkan secara signifikan,” kata Mackey.


“Kemampuan belajar bahasa dan budaya Indonesia diharapkan dapat menunjang pengetahuan para siswa dalam bidang geografi, juga sebagai persiapan kalau-kalau ada yang berniat melanjutkan studi ke Indonesia,” lanjut Mackey dalam “Simposium Pendidikan Internasional Australia-Indonesia” di Jakarta, Senin (13/6/2011).


Mackey mengungkapkan bahwa makin populernya Bahasa Indonesia di Australia tak lepas dari makin banyak pelajar nusantara yang menimba ilmu di negaranya sejak 1950an. Pada 2010, tercatat 18.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan Australia.(Sumber:Kapanlagi)


Sumber : http://www.medantalk.com/bahasa-indonesia-masuk-kurikulum-di-australia/

Bahasa Indonesia Calon Bahasa Resmi ASEAN


Posted by Reyno On May - 8 - 2011
BAHASA Indonesia diusulkan menjadi bahasa resmi ASEAN. Majelis Antarparlemen ASEAN (AIPA) kemungkinan akan mencantumkan ketentuan dalam Statuta AIPA yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN.

“Itu kita sampaikan di forum dan semuanya langsung menerima dan akan dimasukkan dalam statuta AIPA,” Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie usai menghadiri pertemuan antara delegasi AIPA dan para pemimpin negara-negara anggota ASEAN di Balai Sidang Jakarta, Sabtu (7/5).


Sebagian besar delegasi AIPA, kata Marzuki, menerima usulan Indonesia untuk mencantumkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi atau bahasa kerja di kawasan ASEAN. Namun, pencantuman bahasa Indonesia di dalam Statuta AIPA masih harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah proses amendemen statuta. “Perubahan statuta akan dibahas pada bulan September akhir tahun ini di Kamboja,” katanya. (Sumber:Liputan6)


Sumber : http://www.medantalk.com/bahasa-indonesia-calon-bahasa-resmi-asean/

Intel Promosi Warisan Budaya via Teknologi

Friday, October 7th, 2011

oleh : Ellizar Zachra P.B
Intel Indonesia memperkenalkan inisiatif menarik ldi bawah gerakan “Warnai Hidupmu” melalui kerja sama dengan dua orang praktisi kreatif Indonesia yang sangat menonjol, yang mampu memperkuat warisan budaya yang menakjubkan seperti batik dan gamelan melalui pemanfaatan teknologi.
Dua seniman tersebut adalah Jogja Hip Hop Foundation (JHF)- grup hip hop berbakat yang berhasil memadukan unsur gamelan dengan sentuhan modern, dan Nancy Margried- perancang batik fractal yang telah mengembangkan kecintaannya terhadap seni batik melalui transformasi yang lebih luas lagi. Bersama-sama dengan JHF dan Nancy, Intel akan membagikan cerita inspiratif yang mengulas kesuksesan dan inovasi yang mereka lakukan, termasuk bagaimana komputer berperan untuk memicu kreativitas jutaan orang Indonesia berbakat lainnya.
Intel menghargai kesuksesan dan bakat yang dimiliki oleh Nancy dan JHF. Kami berharap masyarakat luas dapat terinspirasi dengan kisah nyata kehidupan mereka dan mengalami secara langsung bagaimana komputer memegang peranan dan menggali kreativitas mereka lebih dalam,” kata Norhizam Abdul Kadir, Head of Marketing, Intel Indonesia. “Kami sangat senang sekali dapat memperluas inisiatif kami yang berada di bawah gerakan Warnai Hidupmu dan dapat bekerjasama dengan praktisi kreatif yang berbakat. Nantinya mereka pun dapat menceritakan kisah nyata kehidupan mereka, bagaimana kehidupan mereka menjadi lebih menarik dan bermakna dengan dukungan komputer dan teknologi.”
Sebagai bagian dari program ini, Intel juga telah memproduksi dua film dokumenter pendek untuk Nancy dan JHF, membagikan cerita inspiratif mengenai bagaimana teknologi telah mendukung dalam merealisasikan ide-ide mereka dan bagaimana komputer mampu memadukan warisan budaya tradisional dan inspirasi modern. Kedua film dokumenter pendek ini telah disajikan oleh Intel secara luas, melalui beberapa jaringan termasuk, social media dan media elektronik. Film ini diambil di lokasi terkait, seperti studio JHF yang ada di rumah Mohamad Marzuki a.k.a Kill the DJ (vokalis) di Yogjakarta, di sebuah studio batik rumahan produsen dan eksportir, Studio Batik Hasan di Bandung, Jawa Barat.
Teknologi telah memungkinkan seni tradisional seperti batik untuk mempertahankan esksistensinya, meskipun batik yang selama ini dipandang sebagai seni yang kuno dan tradisional. Melalui karya ini, kami berharap dapat menginspirasi terutama generasi muda untuk bekerja, berkarya, melestarikan tradisi budaya Indonesia dan memadukannya dengan teknologi,” kata Nancy Margried. Ia mampu mengubah seni lokal tradisional dengan memanfaatkan teknologi melalui aplikasi berisikan rumus matematika untuk membuat desain pola batiknya yang unik.
Jogja Hip-Hop Foundation (JHF) dikenal dengan  kegigihannya dalam penggunaan bahasa Jawa dan sastra sebagai sumber inspirasi budaya dalam musik mereka. Grup ini menciptakan dialog musikal yang unik dengan menggabungkan irama global, musik tradisional gamelan dan bahasa Jawa dalam bentuk baru. “Kekuatan teknologi membantu kami untuk memformulasikan kecintaan kami akan musik, dengan menggabungkan warisan budaya dengan sentuhan modern. Hal ini memungkinkan kami untuk menciptakan jenis musik baru di luar keterbatasan kami,” kata Mohamad Marzuki a.k.a Kill the DJ, vokalis dan pendiri Jogja Hip Hop Foundation.